Ayoo melu

look at me!

Foto saya
Bojonegoro, bojonegoro, Jatim, Indonesia
let's goes to the BEST
Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

cerpenku

JALAN PINTAS DEMI CINTA SEPIRING NASI GORENG

            “Jreng…jreng…jreng…lalalala.”genjrengan gitar Lana beriringan dengan irama suara perutku yang mulai terasa lapar. Kulirik jam tangan hitamku yang kubeli dari Bali beberapa minggu lalu. Waktu menunjukkan pukul 20.08, pantas saja aku terasa lapar sedang dari tadi siang aku belum sempat mengisi perutku karena kegiatan nge-band sama teman-teman untuk festival band di sekolahku akhir minggu ini.
            “Nyanyinya udah dulu yok ! lapeeer nih, perutku sama suara genjrenganmu nyaring si perut”
            “sialan lo zey”sahut lana seraya meletakkan gitar merah tipis di samping pintu kamarnya.
            “makan nasi goreng yok? Skalian nyobain warung baru ujung komplek situ”
            “Emang disitu enakkah? Atau ada pemandangan indah yang diincerkah? haha”
            “maksut lo ? cewek gitu ? bukannya yang jual mas-mas seumuran masmu?”
            “O.o lhawong aku ndak ngerti kok ! hahaha” dengan logat Madura beserta medhoknya Lana menyahut jawaban pertanyaanku. Karena jengkel dengan jawaban Lana, aku setengah berlari menuju motorku dan meninggalkan Lana di depan pagar rumahnya. Namun setelah terdengar suara teriakan Lana dari kejauhan akhirnya aku tak tega untuk meninggalkannya. Akhirnya aku putuskan berbalik menjemputnya lagi sambil terkekeh.
--------)(--------
            Setelah pesan dua piring ansi goreng superpedas untuk dirinya dan sepupunya Lana, Zey meneguk sebotol minuman isotonic untuk memulihkan tenaganya. Tanpa dia sadari ada seseorang yang memperhatikannya. Namun ia tetap saja cuek, karena memang begitulah sikapnya pada siapa saja
            “Haus apa haus mas ? napsu amat minumya!” komentar seorang gadis muda yang kemungkinan terpaut beberapa tahun dibawahnya. Dengan rok dibawah lutut dan baju warna pink serta rambutnya yang tergerai membuatnya begitu kontras dengan pantulan cahaya lampu yang menerpa wajahnya yang berseri polos. Zey tak langsung menanggapi komentar gadis tersebut, Ia belum konsentrasi secara penuh disebabkan kelaparan yang melandanya.
            “Oya, kamu anak kompleks seberang yah? Pantesan aja aneh . haha” ejek gadis manis itu lagi karena ejekannya tak ditanggapi oleh zey.  Tetap saja Zey yang memang sudah merasa sangat lapar  sedari tadi langsung menyantap nasi gorengnya yang baru saja dihidangkan. Namun ada perasaan yang tak  dimengerti oleh Zey ketika melihat gadis manis tadi, ia berniat untuk sekedar menyapa dan bertanya nama setelah mengabiskan nasi goreng superpedasnya.
            “ahhhh….kenyang! ndang ayo Na, sing mburi sing mbayari loo! Haha” setelah puas makan nasi gorengnya  dan menggoda Lana sepupunnya, Ia menoleh kearah tempat gadis manis tadi duduk. Sayangnya, gadis manis tadi sudah tak berada disitu lagi, dengan agak linglung ia mencari gadis itu. Namun, hasilnya nihil. Lana tahu apa yang Zey cari, dengan sediktit mengejek saudaranya itu Ia bertanya”Cari cewek manis tadi? Makanya jangan sok jual mahal lo !”
            “emang tadi siapa Na?”
            “Siapa aja boleh.haha! kamu naksir dia? Cewek rese kaya gitu? Seleramu aneh kaya mukamu”
            “Alusss’eee omonganmu. Bayar dewe ! aku ga mau bayarin makanmu”
            “Eitss! Sorry-sorry nggak deh, bayarin yahh? Elo ganteng deh. Haha” rengek Lana karena ia memang sengaja membawa uang agar saudara sepupunya itu mau mentraktirnya.
            “Ada traktir tapi ada info cewek tadi yaa?” dengan sedikit berbisik pada Lana
            Lana hanya mengangguk, namun Zey sendiri bingung dengan perasaan yang tiba-tiba menelusup ke hatinya. Entah hanya penasaran atau memang ini yang dikatakan orang yang namanya jatuh cinta pada pandangan pertama. Tapi Zey hanya yakin kalau cepat atau lambat ia akan tahu siapa gadis manis yang mengejeknya tadi dari anggukan Lana yang menyatakan bahwa Lana sanggup mencarikan informasi untuknya.
------)(------
            Tepat setelah lima hari ia tak bertemu gadis itu lagi ia merasa, ia tak boleh tinggal diam menunggu informasi dari Lana. Ia mencari-cari siapa gadis itu sebenarnya. Belum selesai ia berfikir, tapi Edi, temannya datang menghampirinya. Seperti biasanya dengan sedikit slenge’an Edi menggooda Zey yang sedang bingung. Dalam 10 menit dan berkorban 50 ribu untuk Edi, Zey sudah mendapatkan apa yang Ia inginkan. Ternyata gadis manis itu bernama Dini, anak salah seorang pejabat dekat komplek rumahnya. Gadis itu memang jarang terlihat berkeliaran di sekitar kompleks itu karena Dini sekolah di luar kota. Tanpa pikir panjang lagi segera diraihnya HP putih yang bersarang di saku celananya. Ia kirim pesan ke nomer Dini.
[Assalamualaikum..Ini bener nomernya Dini ?] dia pencet tombol ‘send’ dan berharap gadis itu membalas pesan darinya. Zey harap-harap cemas, ia terus saja memandangi hpnya kalau saja dia pesan balasan. Sepuluh menit berlalu, namun HP putihnya tak juga ada tanda-tanda menyala tanda balasan. Sampai hampir dua puluh menit berlalu HPnya tak juga menyala, karena putus asa akhirnya Zey memutuskan untuk ke studio menghampiri teman-temannya. Ada Faqih, Arta, Galih dan teman-teman yang lain yang bisa moodnya kembali bersemangat.
-----------)(-----------
            Hatiku sedikit lega, dan perutku kembali merasa lapar setelah menggenjreng gitar kesayanganku padahal aku baru saja makan sebelum berangkat menuju studio musik. Akhirnya kuputuskan untuk keluar studio dan mencari hawa dingin yang mungkin bisa mengurangi rasa laparku. Udara malam terasa sejuk menerpa kulitku yang berkeringat, yah karena studio itu tak ber-AC hanya kipas angin besar yang digantung dilangit langit ruangan dan kipas angin stand didekat pintu masuk studio. Malam ini langit sedikit mendung, mungkin akan hujan lebat larut nanti. Aku tak mau basah kuyub nanti, kuambil motorku dan kupacu lebih cepat untuk sampai dirumah. Lampu-lampu yang temaram sepanjang komplek terlihat indah tak seperti biasanya. Entah karena aku yang tekpernah memperhatikannya atau memang suasana hatiku yang bersemangat hari ini. Sampai di rumah, aku langsung menuju lemari pendingin hanya sekedar mencari es krim atau camilan yang bisa mengganjal laparku. Kuambil secuil kue buatan ibu dan kunikmati di kamar hangatku. Tiba-tiba HPku bergetar, di layar muncul pemberitahuan ‘two messages’. Hatiku sedikit berdegub saat membuka pesan.
            [Zey, sepatumu boleh kupinjem nggak? Seputuku basah, aku ada jadwal apel nih. Boleh yaa?] pesan pertama ternyata dari sepupunya,Lana. [yayaa. Ambil aja dirumah] sedikit kecewa aku membalas pesan dari Lana.
            [wassalam… Maaf, ini siapa yaa?] akhirnyaaaaaaaa! Setengah berteriak aku membaca pesan balasan dari Dini. Semangat sekali aku membalasnya [hmm, aku zey. Anak komplek seberang] kutekan tombol ‘send’ cepat-cepat dengan harapan akan dibalas dengan cepat pula.
            [O.o…. ada perlu apa?] balas Dini lagi…
            [nggak papa.. pengen kenalan aja. Boleh?] dengan sedikit ragu dengan sikapnya, ia kirim pula tulisannya tadi pada Dini
            [oyayaa… sorry ya, aku ada perlu sebentar sama ibuku. Sms-an lain kali yaa!] lagilagi jawaban ketus dari Dini, tapi aku ga bakal nyerah gitu aja. Aku penasaran sama cewek satu ini. Liat aja, “elu bakal takluk sama gue! Haha” kataku dalam hati.
------)(------
            Pukul 7 tepat, suara motor Lana terdengar dari kamar Zey. Seperti biasanya, Lana langsung masuk kekamarnya. “Sore Bro! mana sepatu lo, udah dibersiin kan?”
            “ tuh dibawah kolong meja belajar, mau ngapelin sapa sih lo Na? semangat amat?”
            “ada aja! Haha, lo tuh lagu-laguan punya meja belajar kaya pernah belajar aja.”
            “kampreet! Juara kelas nih sodara lo.”
            “yaudah deh, serah lo. Gue langsung cabut yaa! Udah ditunggu cewek manis nih gue! Haha”
            “gayamu pake bahasa gue-elo sama sepupumu. Sok ganteng! Yaudah sukses yaa!” tanpa menanggapi leluconku Lana buru-buru memakai sepatu dan tancap gas. Ya sudahlah, kuteruskan lagi kegiatanku di dalam kamar. Tapi pikirkanku tiba-tiba melayang lagi saat pertama bertemu gadis manis tempo hari. Segera kutepis bayangan Dini dari pikiranku, aku hanya tak mau rasa penasaranku ini akan berkembang jadi perasaan yang tak kuinginkan. Dan akan menjadi masalah untukku sendiri nantinya. Kualihkan rasa penasaranku dengan tingkah Lana barusan,  seperti biasanya ia yang dapat pacar baru slalu bersemangat menggebu-gebu. Tapi yang membuatku penasaran siapa pacar barunya itu, karena jarang sekali Lana tak cerita mengenai pacar barunya.
            “atau jangan-jangan pacar barunya Lana ituu Dini, bukankah tadi ia bilang gadis manis itu sudah menungguku. Hmmm, tapi mana mungkin ia lakukan itu. Kan dia tau kalau aku penasaran dengan gadis itu, aku menyukainya. Ga mungkin ahh! aahh, bodoh kau Zey! Kurang kerjaan kamu mikirin orang lain. Toh, dirimu sendiri juga belum punya pacar baru lagi. Payah kamu!” cemooh Zey pada dirinya sendiri didepan cermin.kemudian ia tertawa terbahak-bahak degan sikapnya barusan yang aneh. Akhirnya, ia keluar bersama teman-temannya untuk menenangkan perasaan yang berkecamuk akibat dilanda kesepian.
-----)(----
            “Untungnya malam ini mendung, jadi ada alasan untuk tidak keluar dengan Lana. Sebenarnya aku sangat malas bertemu dengannya. Meskipun kami sudah bertemu dua kali, tapi aku benar-benar tak merasa nyaman didekatnya. Walaupun kami hanya sekedar teman. Namun Lana sering nggak nyambung dengan obrolan yang aku buat. Terlihat sekali dia menginginkanku jadi pacarnya. Benar-benar membuatku mual saat ia melontarkan kata-kata gombalnya” Ocehaan Dini didepan cermin sambil merapikan pakaian dan  menyisir rambutnya. Terdengar suara motor Lana yang berhenti didepan pagar rumahnya. Ia segera keluar dan menyapa Lana yang sudah berdiri didepan pintu rumahnya. Dipersilahkan cowok tinggi itu masuk. Memang, Lana bukan cowok yang teramat jelek. Cowok ini tinngi, putih, dan berwibawa wajahnya. Sehingga ia terlihat lebih dewasa dibanding umurnya yang sebenarnya.
            “apa kabar?”Dini memulai pembicaraan diantara mereka
            “Baik, Oyaa Din, gimana jawaban pertanyaanku kemarin malam?” tiba-tiba saja wajah Dini berubah menjadi gugup mendengar pertanyaan Lana yang begitu terkesan mendadak
            “Kasih aku waktu lagi, ini terkesan terburu-buru”
            “maafkan aku Din, tapi aku nggak mau mengulur banyak waktu aku takut kehilangan kamu”
            “barang kali ilang. Dasar kamu Na! gombal banget, haha”
            “aku serius Din”
            Akhirnya Dini mencoba mengalihkan pembicaraan dengan topik ringan dan banyak lelucon agar suasana nggak terkesan kaku. Sangat terlihat kalau Dini tak menikmati waktunya bersama lana malam ini, berbeda dengan Lana. Ia sering memandang wajah Dini dalam-dalam yang membuat Dini malu. Tiba-tiba petir memecah langit yang mendung sejak sore tadi. Dini sedikit terlonjak, phobia terhadap suara petir yang mengharuskan ia berada didalam kamarnya dan memeluk teddy bear. Akhirnya Dini memberanikan diri untuk mengusir Lana secara halus.
            “Lan, sorry yaa! Udah malem nih, mau ujan lagi kayanya! aku takut petir. Aku perlu teddy”
            “hmm, iya deh. Aku juga sungkan kalau harus bermalam disini kalau kehujanan ga bisa pulang”
            “hehehe..PD amat aku kasih ijin kamu nginep sini!”
            “yaudah aku pulang dulu yaa, salam ayah ibumu.”
            Dini hanya tersenyum. Dan segera masuk kekamarnya. Ia tak mau bunyi petir membuatnya semakin ketakutan dan sulit memejamkan mata malam ini. Namun, sesampainya didepan pintu kamarnya tiba-tiba HP yang ia letakkan diatas meja makan berbunyi, ‘new message’ tertera di layar HP milik Dini. Ia buka pesannya dengan sedikit terkejut.
            [Malem Din,… udah makan belum?] pesan dari COWOK ANEH. Sengaja Dini beri nama ‘cowok aneh’ di kontak HPnya untuk nama Zey.
            [YA, malem. Udah, knapa?] jawab Dini judes, ia bersikap seperti itu karena ia merasa trak begitu mengenal cowok yang bernama Zey.
            [Hmm, nggak papa! Tanya aja, mungkin kalau belum makan aku bisa beliin nasi goreng diujung komplek sana]
            [Sorry yaa, emang elu siapa? Nasi goreng ujung jalan itu kan punya Omku. Jadi makasih aja, aku dapet gratis mulu kok] jawab Dini sedikit kasar karena sikap zey yang agak membuatnya mual
            [Ooo itu punya Ommu? Sorry deh, gue nggak tau! gue ketemu elu Satnite kemarin sama elu]
            [Hah? Sumpeh lu? Cowok kelaparan Satnite kemarin itu elu?] tiba-tiba wajah Dini memerah, zey mengiyakan pertanyaan Dini. Akhirnya Zey dan Dini sms-an hingga larut malam. Akhirnya pembicaraan mereka semakin hangat dan dekat, banyak kecocokan diantara mereka yang sepertinya Dini memberikan kesempatan pada Zey untuk memasuki ruang hidup Dini. Kini hujan turun membasahi bumi hingga larut malam, menemani dua insan yang ingin saling mengenal ini.
-------)(-----
            Beberapa minggu kemudian kedekatan antara Zey dan Dini semakin menemui jalan terang. Zey tak secara terang-terangan menyatakan suka pada Dini, Berbeda dengan Lana. Akhirnya Dini mengulur-ulur waktu untuk memberikan jawaban pada Lana. Karena sikap aneh Dini pada Lana membuat Lana bingung, dan akhirnya lana mencari tahu penyebabnya. Seperti dugaannya, Sepupunya itulah penyebabnya. Kekhawatirannya menjadi kenyataan. Ia sudah lama mengincar Dini, bahkan Ia tahu segala informasi mengenai Dini saat Zey bertanya padanya. Hanya saja ia tak mau member tahu pada Zey karena ia juga tak mau Zey ikut-ikutan jatuh cinta pada Dini. Dengan susah payah ia memutar Otak untuk menjauhkan Dini dari Zey, tentunya tanpa  sepengetahuan Zey.
            Lana meneguhkan niatnya, Ia pacu motornya menuju studio dimana Zey banyak menghabiskan waktunya. ia berbuat curang. Ia bilang pada Zey kalau Dini sudah punya pacar. Bahkan Dini akan segera ditunangkan oleh keluarganya. Betapa hancur hati Zey saat itu, didalam hatinya Lana tertawa terbahak-bahak. Begitulah Lana, ia memang benar-benar tak mau kalah kalau soal cewek. Namun, Zey masih sedikit ragu dengan pernyataan Lana.
            Tiba-tiba HP putih zey bergetar,[Zey, aku mau pamer! Aku lagi makan nasi goneg nih] pesan dari Dini tampil memenuhi layar HPnya. Akhirnya zey memutuskan nyamperin Dini untuk menanyakan kebenaran pernyataan Lana.
            “wahh,, nyamperin gue lo akhirnya! Jagan bilang minta traktiii---“belum selesai ia berbicara Ia terkejut kehadiran Lana bersama Zey “kok ada elu juga Lana?”
            “wahwah, udah saling kenal toh?”Tanya zey memotong
            “kalo Lana gue udah kenal lama sebelum kenal sama elu Zey” jawab Dini sambil menyeruput es tehnya
            “Kok elo nggak bilang sih Na? dia sepupu gue Din”
            “Astagphfirulloh ! becanda lo kelewatan Zey”
            “nggak kok Din, Zey nggak becanda. Kami sodara sepupu”
            “nggak mirip yaa? Ganteng gue sih kata orang. Hahah, oya Din, kata Lana eluu mau tunangan sama pacar elu yaa? Kok elu ga bilang kalo elo punya pacar?”wajah zey mulai berubah serius setelah bercanda tadi
            “hmm, nggak usah dijawab Din, gue tahu kalian pasti bingung. Keliatan dari wajah kalian berdua. Ini cuman akal-akalan gue aja biar ngejauhin kalian berdua. Jujur, gue cemburu sama kalian. Tapi kalian kayanya udah saling cocok saling mencintai. Gue tahu elo nyaman sama Zey kok Din, dan elo, Zey juga cinta sama Dini. Maafin gue yaa! Gue udah berbuat curang sama elo Zey”
            Wajah Zey dan Dini  mulai memerah karena mereka malu pada diri mereka masing-masing. Namun, akhirnya zey menanggapi pernyataan maaf sepupunya itu
            “Gue nggak papa kok Lan, gue juga rada jengkel dengan caramu. Sedangkan elo tahu gue sayang sama Dini. Harusnya elu nggap pake jalan pintas, kita bisa bersaing sehat. Tapi gue maafinn kok”
            “Udahlah Zey, Dini lebih saying sama elo. Biar dia bahagia sama elo aja. Bukan begitu Din? Biar gue nanggung cara akibat dari car ague yang salah. Gue ikhlas kok”
            Akhirnya Zey menyatakan Cintanya pada Dini. Mereka berdua resmi menjadi pasangan kekasih di warung nasi goreng paman Dini. Dan sepiring nasi goreng itulah saksi Bisu kisah cinta mereka

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS